Manajemen Waktu

Mengenal Motivasi Intrinsik

Mengenal Motivasi Intrinsik – Motivasi intrinsik adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang, bukan karena faktor eksternal.

Contoh motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu karena merasa itu hal yang benar secara moral dan etika, melakukan sesuatu karena bisa bermanfaat bagi orang lain, atau melakukan sesuatu karena itu memberikan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Yang terakhir ini sering terjadi dalam aktivitas yang menyenangkan, seperti hobi atau kegiatan favorit.

Diyakini bahwa motivasi intrinsik lebih kuat dibandingkan motivasi ekstrinsik. Namun, ada kalanya motivasi ekstrinsik bisa menjadi lebih dominan dan mengalahkan motivasi intrinsik.

Fenomena ini disebut overjustification effect. Contohnya, ketika seseorang mulai melakukan sesuatu karena dorongan dari dalam diri, lalu tiba-tiba diberikan uang atau hadiah sebagai imbalan. Akibatnya, motivasi awalnya tergeser oleh hadiah tersebut. Ketika hadiah dihilangkan, orang itu mungkin kehilangan minat terhadap aktivitas tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya jangan memberikan hadiah besar untuk sesuatu yang seharusnya didorong oleh motivasi intrinsik.

Motivasi intrinsik telah banyak diteliti oleh para ahli pendidikan sejak tahun 1970-an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik untuk belajar cenderung mendapatkan nilai lebih tinggi, memahami materi lebih baik, dan menikmati proses belajar lebih banyak dibandingkan mereka yang hanya termotivasi oleh hadiah atau hukuman.

Seorang ahli bernama Bernard Weiner mengembangkan teori Attribution Theory, yang membahas orientasi tujuan dan locus of control (kendali internal dan eksternal).

Locus of control internal berarti seseorang percaya bahwa dirinya memiliki kendali atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Sebaliknya, locus of control eksternal berarti seseorang merasa bahwa segala sesuatu lebih dipengaruhi oleh faktor luar, seperti keberuntungan atau keadaan di luar kendalinya.

Menurut Bernard Weiner, siswa lebih cenderung memiliki motivasi intrinsik jika mereka percaya bahwa prestasi akademik mereka adalah hasil dari usaha mereka sendiri, bukan sekadar keberuntungan. Selain itu, siswa yang merasa memiliki kendali atas tujuan belajarnya akan lebih bersemangat dan lebih gigih dalam memahami suatu materi, bukan sekadar menghafal untuk lulus ujian dan kemudian melupakannya.

Perlu diingat bahwa motivasi intrinsik tidak menjanjikan hadiah atau imbalan seperti halnya motivasi ekstrinsik, yang memang berorientasi pada penghargaan.

Bertahun-tahun penelitian juga melahirkan Goal Theory, yang menunjukkan bahwa di beberapa komunitas dan kelompok, motivasi intrinsik bersifat altruistik. Artinya, keinginan untuk membantu orang lain dan memberikan kontribusi bagi masyarakat adalah dorongan utama dalam tindakan mereka.

Ketika seseorang melakukan sesuatu demi kebaikan bersama atau karena merasa bertanggung jawab secara moral terhadap orang lain, itulah contoh nyata bagaimana motivasi intrinsik masih hidup dan berkembang di dunia ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *